Pertolongan
Pertama Gawat Darurat
Pada kegiatan alam bebas yang sering dilakukan, misalnya
mendaki gunung, panjat gunung, menjelajah hutan, arung jeram, jelajah goa dan
lain-lain. Kemungkinan timbulnya kecelakaan besar misal, hilang di hutan, jatuh
dari tebing, tengelam, dsb. Kemungkinan untuk sembuh atau selamat akan lebih
besar jika korban ditangani secepat mungkin, disinilah pentingnya PPGD.
Pertolongan pertama yang diberikan pada korban akan sangat membantu paramedis
dalam penanganan selanjutnya.
Jadi dengan memakai dasar PPGD diharapkan dapat menanggulangi
kecelakaan yang terjadi pada orang ataupun diri sendiri sehingga dapat
menyelamatkan korban.
Pengertian : PPGD merupakan pemberian pertolongan dan
perawatan yang pertama kali diberikan kepada penderita/korban dengan cepat dan
tepat. Pertolongan ini adalah langkah awal sebelum diteruskan ke paramedis.
Tujuan :
Tujuan :
Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan
tiba-tiba sehingga sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk
situasi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk
mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban
dari awal tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan
di fasilitas kesehatan sampai pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup
penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkai
pertolongan yang diberikan. Tujuan dari PPGD adalah :
1.
Mencegah bahaya kematian atau
mempertahankan hidup
2.
Mencegah cacat
3.
Mencegah penurunan kondisi fisik
4.
Mencegah infeksi
5.
Mengurangi rasa sakit
Prinsip-Prinsip
Dasar
Langkah-langkah
dasar apabila timbul keadaan gawat darurat :
1.
Jangan panik, kuasai keadaan,
bertindak cekatan dan jangan lambat
2.
Lindungi penderita dari keadaan
yang membahayakan / memperberat luka
3.
Memberikan pertolongan pertama
sedini mungkin. Jika lokasi korban atau kecelakaan sangat berbahaya dan sulit
untuk melakukan pertolongan, pindahkan korban dengan hati-hati, perhatikan
pernafasan dengan denyut jantung
4.
Tenangkan penderita. Dalam
melakukan perawatan gunakan peralatan korban terlebih dahulu
5.
Setelah keadaan darurat teratasi,
periksa kemungkinan luka-luka lain/penderita
6.
Setelah pertolongan pertama
dilakukan dan korban telah tenang dan aman, seluruh luka diketahui, atau
ditandu, jangan pindahkan korban secara buru-buru
7.
Buat catatan lengkap mengenai
penderita, lokasi kecelakaan dan pengobatan atau yang telah dilakukan
Beberapa
pertimbangan yang lain bagi si penolong adalah :
1.
Memperhatikan tempat dan keadaan
disekitar kejadian
2.
Memperhatikan keadaan korban
3.
Merencanakan pertolongan yang
tidak gegabah, cepat, tepat, dan aman.
4.
Jika korban dalam kondisi kritis,
memikirkan tindakan bila korban meninggal
Upaya dan Penguasaan Teknik Dasar
Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus
dipandang sebagai satu system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah, mulai dari
pre hospital stage, hospital stage, dan rehabilitation stage. Hal ini karena
kualitas hidup penderita pasca cedera akan sangat bergantung pada apa yang
telah dia dapatkan pada periode Pre Hospital Stage bukan hanya tergantung pada
bantuan di fasilitas pelayanan kesehatan saja. Jika di tempat pertama kali
kejadian penderita mendapatkan bantuan yang optimal sesuai kebutuhannya maka
resiko kematian dan kecacatan dapat dihindari. Bisa diilustrasikan dengan
penderita yang terus mengalami perdarahan dan tidak dihentikan selama periode
Pre Hospital Stage, maka akan sampai ke rumah sakit dalam kondisi gagal ginjal.
Penderita dengan kegagalan pernapasan dan jantung kurang dari 4-6 menit dapat
diselamatkan dari kerusakan otak yang ireversibel. Syok karena kehilangan darah
dapat dicegah jika sumber perdarahan diatasi, dan kelumpuhan dapat dihindari
jika upaya evakuasi & tranportasi cedera spinal dilakukan dengan benar.
Oleh karena itu orang yang menjadi first responder harus
menguasai lima kemampuan dasar yaitu
:
v Menguasai
cara meminta bantuan pertolongan
v Menguasai
teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)
v Menguasai
teknik menghentikan perdarahan
v Menguasai
teknik memasang balut-bidai
v Menguasai
teknik evakuasi dan tranportasi
Pemeriksaan Lengkap
Pemeriksaan ini betujuan untuk mengetahui cidera yang
diderita korban dan dapat ditangani dengan semestinya agar tidak bertambah
parah.
Contohnya; patah tulang tertutup dapat menjadi patah tulang terbuka, apabila korban bergerak. Pemeriksaan meliputi seluruh badan dari kepala sampai jari kaki. Ada sepuluh tahapan yang dimulai dari pemeriksaan bagian kepala.
Contohnya; patah tulang tertutup dapat menjadi patah tulang terbuka, apabila korban bergerak. Pemeriksaan meliputi seluruh badan dari kepala sampai jari kaki. Ada sepuluh tahapan yang dimulai dari pemeriksaan bagian kepala.
a)
Periksa kulit kepala, mulai
bagian dekat leher sampai kebagian atas kepala. Tujuannya untuk memeriksa
adanya luka memar atau gores.
b)
Periksa tengkorak apakah ada
bagian yang terdesak kedalam
c)
Periksa telinga dan hidung apakah
ada luka
d)
Periksa tulang leher apakah patah
atau ada goresan
e)
Periksa bagian data, apakah patah
atau luka. Perhatikan dan periksa
f)
Periksa perut apakah kejang lunak
atau berubah warna
g)
Periksa bagian panggul apakah
patah
h)
Periksa seluruh anggota badan
apakah ada yang patah
i)
Periksa apakah ada kelumpuhan
j)
Periksa bagian pantat, apakah ada
yang patah atau luka, berhati-hatilah bila menduga ada kerusakan pada tulang
belakang
No comments:
Post a Comment